Jika kata kehilangan makna.
Apa yang bisa 'ku tuliskan untukmu?
Jika cinta kehilangan rindu.
Bagaimana 'ku bisa menjagamu?
Jika hidup kehilangan nyawa.
Yakin, 'ku pasrahkan segalaku untukmu.
Jangan mati sebelum aku, berjanjilah.
Jika itu satu permintaanku. Penuhilah.
bahasarenungan
Hidup ini terlalu indah jika digunakan hanya untuk merenung. Namun , tidaklah buruk menghabiskan semenit-dua menit waktu untuk memikirkan eksistensi diri di dunia.
Sabtu, 29 Desember 2012
"hidup"
Tiga bulan terlewati sudah
telah aku lalui babak baru
selama itu pula
aku belum memahami apa itu arti dari "hidup"
"hidup"
mungkin hanyalah sebatas mengembara
tanpa tahu apa yang harus ditemukan
apakah Tuhan yang harus dicari?
Justru diri ini yang harus dikenali
Kenal diri, kenal Tuhan
Itukah jatidiri?
tapi aku masih mamang
bagaimana aku harus mengenaliku
telah aku lalui babak baru
selama itu pula
aku belum memahami apa itu arti dari "hidup"
"hidup"
mungkin hanyalah sebatas mengembara
tanpa tahu apa yang harus ditemukan
apakah Tuhan yang harus dicari?
Justru diri ini yang harus dikenali
Kenal diri, kenal Tuhan
Itukah jatidiri?
tapi aku masih mamang
bagaimana aku harus mengenaliku
Rabu, 19 Desember 2012
19-12-2012
19/12/2012//
Kukirimkan pesan/ untukmu,
"
Rasulullah bersabda,"Hendaklah kamu tidur sehingga hilang rasa mengantuk."(Bukhari-Muslim)
"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, hendaklah kamu mengambil wuduk seperti wuduk untuk sembahyang. Kemudian baringlah di sebelah kanan."(Bukhari-Muslim)
Met tidur,,, nice dreams,,,
:) :) :)
"
Dan/ aku hanya bisa berharap// semoga/
kamu/ tidur nyenyak// di malamku penuh mendung ini//
Esok pagi /masih menanti/ kehadiranmu//
begitupun/ aku//
menantimu/ membuka hatimu untukku//
Kukirimkan pesan/ untukmu,
"
Rasulullah bersabda,"Hendaklah kamu tidur sehingga hilang rasa mengantuk."(Bukhari-Muslim)
"Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, hendaklah kamu mengambil wuduk seperti wuduk untuk sembahyang. Kemudian baringlah di sebelah kanan."(Bukhari-Muslim)
Met tidur,,, nice dreams,,,
:) :) :)
"
Dan/ aku hanya bisa berharap// semoga/
kamu/ tidur nyenyak// di malamku penuh mendung ini//
Esok pagi /masih menanti/ kehadiranmu//
begitupun/ aku//
menantimu/ membuka hatimu untukku//
Sabtu, 15 Desember 2012
Tiba-tiba Merenung
malam/ menggiringku kembali// untuk merenungi/
hal yang/ harusnya tak/ kurenungkan//
andaikan malam ini/ bukanlah yang/ seharusnya seperti ini//
terpaksa aku/ harus berdiam//
berkelana kembali//
berharap/ bukan setan/ atau iblis/ yang menjaga ragaku//
remahan pasir/ ya//
itulah// hakikatnya diri/ ku//
itulah mengapa/ betapa sulit// sungguh//
menggapai cintaMu//
semestinyalah//
andaikan Majnun ada/ untuk membimbingku//
pastinya/ ia pun menolaknya//
Engkau/ Yang/ Maha/ Tahu// atas segalanya//
hal yang/ harusnya tak/ kurenungkan//
andaikan malam ini/ bukanlah yang/ seharusnya seperti ini//
terpaksa aku/ harus berdiam//
berkelana kembali//
berharap/ bukan setan/ atau iblis/ yang menjaga ragaku//
remahan pasir/ ya//
itulah// hakikatnya diri/ ku//
itulah mengapa/ betapa sulit// sungguh//
menggapai cintaMu//
semestinyalah//
andaikan Majnun ada/ untuk membimbingku//
pastinya/ ia pun menolaknya//
Engkau/ Yang/ Maha/ Tahu// atas segalanya//
Rabu, 05 Desember 2012
PERHATIKANLAH
Hal - hal kecil yang jarang diperhatikan/ perhatikanlah//
Tiap yang mungkin luput dari pandangannya/ perhatikanlah//
Perhatikanlah//
Sekecil apapun itu//
Sekecil itu pun/ mungkin dia tunggu//
Sejalan dengan waktu/ perhatikanlah//
Perhatikanlah//
Keyakinanmu akanNya//
Perhatikanlah/ Yang Maha Cinta//
Sejalan dengan bertumbuhnya rumput di halaman/
perhatikanlah/ garis itu akan terkoyak//
Batas itu akan runtuh/
belenggu itu pasti pudar//
Perhatikanlah//
Perhatikanlah/ saat itu tiba/ kaulah penguasa relungnya//
Sedang dia/ masih milikNya//
Tiap yang mungkin luput dari pandangannya/ perhatikanlah//
Perhatikanlah//
Sekecil apapun itu//
Sekecil itu pun/ mungkin dia tunggu//
Sejalan dengan waktu/ perhatikanlah//
Perhatikanlah//
Keyakinanmu akanNya//
Perhatikanlah/ Yang Maha Cinta//
Sejalan dengan bertumbuhnya rumput di halaman/
perhatikanlah/ garis itu akan terkoyak//
Batas itu akan runtuh/
belenggu itu pasti pudar//
Perhatikanlah//
Perhatikanlah/ saat itu tiba/ kaulah penguasa relungnya//
Sedang dia/ masih milikNya//
Minggu, 02 Desember 2012
RENUNGAN 2 DESEMBER 2012
Mencoba melewati mendung/ bukan sebagai bukti akan kejantanan?//
Melompat ke sekumpulan bara api panas/ tak dapatlah pula sebagai bukti/ akan adanya keberanian?//
Pengakuan/ bukanlah yang dicari//
Kepuasan/ bukan yang diinginkan//
Hanyalah sebuah kenikmatankah?// Bukan pula//
Atau sebuah tuntutan?// Tuntutan itu datang dari mana?//
Jika ada yang bertanya/ kamu gilakah?// Aku sehat saja//
Dalam kata "saja"/ mungkin terkandung ketidakwarasan//
Namun/ dalam keterjunanku ke alam mendung ini/ aku merenung//
Mungkin aku telah salah// Aku telah lupa//
Bahwa puisi bukanlah satu-satunya//
Tapi aku tidak bisa//
Aku tidak bisa menghentikan jemariku memegang pena//
Aku tak kuasa menahan gejolak yang membuncah/ membikin pecah kepala//
Seharusnya aku tidak hidup di masa kini//
Aku hanya bisa berdialog denganku sendiri//
Aku hanya bisa memaksa tanganku/ menjumput pena dan secarik kertas//
Melompat ke sekumpulan bara api panas/ tak dapatlah pula sebagai bukti/ akan adanya keberanian?//
Pengakuan/ bukanlah yang dicari//
Kepuasan/ bukan yang diinginkan//
Hanyalah sebuah kenikmatankah?// Bukan pula//
Atau sebuah tuntutan?// Tuntutan itu datang dari mana?//
Jika ada yang bertanya/ kamu gilakah?// Aku sehat saja//
Dalam kata "saja"/ mungkin terkandung ketidakwarasan//
Namun/ dalam keterjunanku ke alam mendung ini/ aku merenung//
Mungkin aku telah salah// Aku telah lupa//
Bahwa puisi bukanlah satu-satunya//
Tapi aku tidak bisa//
Aku tidak bisa menghentikan jemariku memegang pena//
Aku tak kuasa menahan gejolak yang membuncah/ membikin pecah kepala//
Seharusnya aku tidak hidup di masa kini//
Aku hanya bisa berdialog denganku sendiri//
Aku hanya bisa memaksa tanganku/ menjumput pena dan secarik kertas//
Kamis, 16 Februari 2012
Hukum
oleh: Chairil Anwar
Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul.
Bungkuk jalannya - Lesu
Pucat mukanya - Lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga
Pekik di angkasa: Perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti, kau dinanti-dimengerti!
Maret 1943
Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jerih memikul. Banyak menangkis pukul.
Bungkuk jalannya - Lesu
Pucat mukanya - Lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga
Pekik di angkasa: Perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti, kau dinanti-dimengerti!
Maret 1943
Langganan:
Postingan (Atom)